BAGIAN KETIGA
1
SUASANA BEGITU KAKU SEHINGGA RUANG-RUANG RUMAH TUA ITU SEPERTI MEMBEKU. KELIHATAN JUMENA MENAHAN DIRI BEGITU RUPA SEHINGGA TAMPANGNYA YANG TUA SEMAKIN BERTAMBAH TUA. SEBALIKNYA JUKI MENCOBA TETAP BERSIKAP SETENANG MUNGKIN MESKI IRAMA NAPASNYA NAMPAK TIDAK TERATUR. ASAP ROKOK DARI MULUTNYA IKUT MENCIPTAKAN KESAN KETEGANGAN ITU
JUMENA
Sekarang kau sudah cukup punya uang, sudah cukup segala-galanya. Kau mulai bertingkah seakan-akan kau lebih pintar dan lebih tua dari saya. Apalagi yang mau kau katakan? Nasihat? Apa semua orang mengira pikiran saya sudah tidak waras? Apa seluruh yang saya piker dan saya perbuat tidak satu pun yang betul? Semuanya hanya kumpulan dari segala kesalahan?
Karena dulu keluargamu telah menerima saya sebagai kacung, karena dulu kebetulan ayah ibumu telah menolong saya, menyekolahkan saya, maka saya coba menolong kau.
Jangan mungkir, ketika pertama kali kau datang kemari kau telah mengaku sebagai pedagang besar dari Jakarta, padahal kau tak lebih dari makelar kecil. Juki, tidak gampang saya mau menolong orang. Tapi apakah akrena itu lalau saya mengharap supaay kau berterima kasih pada saya? Tidak. Buat apa? Saya hanya minta kau laksanakan tugasmu dengan baik sebagai kurir dan tidak usah kau kut campur urusan saya yang lain. Apalagi yang bersifat pribadi. Begitulah Juki saya minta kau maklumi ini.
SUNYI
JUKI
Memang saya tidak bisa memungkiri akang telah banyak menolong saya. Juga saya akui saya akan tetap lontang-lantung kalau saya tidak datang ke rumah ini. Terus terang usia saya yang tinggal sedikit ini telah akang selamatkan sehingga saya menjadi hidup kembali, cinta bekerja, cinta berpikir.
JUMENA
Jangan sentimental. Itu tidak penting. Saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit. Lagi orang lain tidak mustahil bisa menolong kau atau memberi pekerjaan kau lebih dari saya. Saya hanya minta supaya kau bisa membatasi diri. Percayalah, semua soal akan dapat saya selesaikan dengan baik dan semuanya sudah saya hitung dengan cermat. Semuanya hanya soal-soal sepele. Sudah cukup pengalaman saya menghadapi persoalan tetek bengek semacam itu
JUKI
Kesalahan saya tadi, memang karena seolah-olah saya bersikap seperti saudara. Baiklah, sekarang sebagai kawan saya ingin mencoba memberi saran kepada akang
JUMENA
Empat kali sudah saya beristri! Karenanya tidk usah kau memberi saran apapun kepada saya. semua perempuan sama ukurannya, materialistis! Kau belum beristri, kan Juki? (Juki hanya menghisap napas) Nah, coba Juki apa yang akan kau perbuat menghadapi perempuan-perempuan macam istri saya? Saya yakin kau akan melakukan persis seperti apa yang saya lakukan berkali-kali. Saya coba mencintai mereka, saya kawini mereka, saya beri apa yang seharusnya mereka miliki, lalu tiba-tiba mereka mau merebut hak atas harta saya. Betul-betul tidak punya rasa terima kasih.
JUKI
Setelah ini akang akan kawin lagi?
JUMENA
Tergantung keadaan. Tapi bosan saya
JUKI
Dan Euis?
JUMENA
Biarkan dia berkubang dalam rumah orang tuanya yang sombong itu
JUKI
Akang seharusnya percaya betapa Euis mencintai akang. Sudah hampir lima tahun akang berumah tangga dengan dia
JUMENA
Dulu saya percaya bahwa mungkin saja ada seorang gadis yang separuh usia saya dapat mencintai lelaki tua macam saya, tapi sekarang tidak. Gadis dan bukan gadis sama saja perempuan, dan artinya sama perampoknya
JUKI
Akang jangan berdusta, sebenarnya akang sangat mencintai Euis
JUMENA
Tidak. (Diam) Buat apa?
SUNYI
JUKI
Saya yakin akang tidak begitukan Euis. Say abaca mata akang, akang sangat membutuhkan dia. Saya percaya suatu ketika akang akan menyusul dia
JUMENA (Pada penonton)
Apa Anda percaya omongannya? Kurang ajar, dia bisa mengucapkan kalimat setulus itu sementara hatinya meramu racun untuk saya
JUKI
Selama ini akang hanya dilimbur buruk sangka
JUMENA
Tuhanku, bendunglah amarah saya
JUKI
Saya tahu betul keadaan akang. Kalau akang percaya, saya pun sangat mencintai akang. Terus terang saya akui, akang punya cita-cita yang sehat. Dengan rencana perluasan usaha-usaha akang secara tidak langsung akang mengajak penduduk daerah ini rajin dan lebih keras bekerja. Saya pun tahu bagaimana sebagian orang justru mencemooh akang sebagai pengusaha yang kikir. juga saya tahu betapa banyak orang menaruh dengki pada akang. Karena begitu saya…
JUMENA
Nah, kau ucapkan sendiri. Dengki. Itulah sifat semua orang
JUKI
Selalu akang begitu. Tidak semua orang jelek, akang. Percayalah, dengan prasangka-prasangka buruk akang selama ini, akang sedang menghancurkan diri akang sendiri. cobalah bercermin, nanti akang tahu betapa prasangka telah melipatkan usia akang
JUMENA
Kalau kau pernah memeras keringat selama empat puluh tahun, kau akan mengerti bahwa orang menjadi tua karena kering ludas energinya
JUKI
Betul, tapi akang akan tampak lebih muda sekiranya tanpa prasangka
JUMENA (Pada penonton)
Inilah saatnya. Saya tidak bisa lagi menahan diri (Lalu dengan tenang) Juki, kau akui saja bahwa diam-diam kau mencintai istri saya
(Juki tetap tenang)
Anda lihat sendiri dia tidak bisa berkutik. Bisakah Anda juga menyarankan agar saya mempercayai lelaki itu?
JUKI
Betul-betul akang dikuasai pikiran-pikiran jelek saja. Apakah saya gila, maka mencintai istri akang? Apakah saya orang yang tidak tahu terima kasih maka saya merebut istri akang?
JUMENA
semuanya kau ucapkan sendiri. Siapa yang menuduh bahwa kau berniat merebut istri saya? Saya hanya mengatakan bahwa kau mencintai istri saya. Dan ini mungkin saja. Apakah aneh kalau mencintai seorang perempuan yang sudah bersuami? Tidak, Juki. Kau tidak bisa terlalu lama menyembunyikan perasaanmu
JUKI
Untung saya sudah siap menghadapi segala prasangka. Sebentar lagi akang pun akan mengatakan yang lebih dari itu
JUMENA
Tentu saja kau siap, akrena semuanya sudah ada dalam diri kamu sendiri. Prasangka! prasangka! Apakah kau bisa mengelak kalau semuanya saya utarakan blak-nblakan di sini? Coba jawab, apa yang terjadi setiap kali saya pergi ke Tasikmalaya atau ke tempat-tempat lain?
JUKI (Mulai marah)
Apakah akang menuduh di rumah ini telah terjadi perbuatan mesum?
JUMENA
Selalu kau mendahului. Ya! Dan apa yang terjadi di gudang kacang setiap malam pada jam-jam dinihari? Bagaimana Euis bisa hamil tanpa mengadakan hubungan gelap?
JUKI
Darimana akang dapat cerita-cerita seram seperti itu? Saya kira seorang tidak waras telah meniupkan fitnah ke telinga akang
JUMENA
Lagi kau akui sendiri. Ya! Si sinting Kamil yang menceritakan itu semua. Sengaja, sejak lama saya suruh dia mengawasi semua orang termasuk istri saya dan kau
JUKI
Tuhanku, dan akang bisa percaya pada orang semacam itu?
JUMENA
Tidak saja saya, bahkan kau pun percaya. Kalau kau tidak percaya, tidak mungkin pabrik tenun terbakar bersama si Kamil. Kau mau menghilangkan jejak kejahatan dengan membakar lelaki sinting itu
JUKI
Akang sudah keterlaluan!
JUMENA
Kamu yang keterlaluan. Sudah saya beri pekerjaan dengan gaj besar dan tempat tinggal Cuma-Cuma di sini, kamu masih juga merencanakan niat busuk di belakang punggung saya.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar berniat akan memperistrikan Euis kalau suatu ketika Euis sudah jadi janda. Sebab itu kau keras mendesak agar saya jangan menceraikan Euis. Saya juga tahu kau sedang mempercepat saat itu.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar sedang menyiapkan kubur buat saya. betul-betul air tuba
JUKI (Setelah agak lama)
Sebelum saya meninggalkan rumah ini…
JUMENA
Karena kau tersinggung?
JUKI
Akang, sebelum terlambat, bersihkanlah akang dari segala prasangka itu. akang sudah tua
JUMENA
Jangan kau beri saya sugesti seperti itu. Saya tidak akan lembek oleh sugesti-sugesti kasar seperti itu, bahkan saya akan merasa bertambah muda setiap hari (Tersenyum) Saya tidak tahu persis berapa umur saya
JUKI
Selama tahun-tahun terakhir ini akang sendiri merasakan kesehatan akang semakin mundur. Sekali lagi saya sarankan, agar akang jangan terlalu keras dan pendek piker. tidak semua orang sama seperti akang! Tidak semua orang suka berprasangka buruk seperti akang! Tidak semua orang pahit seperti akang! Tidak semua orang melakukan apa yang dulu akang lakukan; suka main-main perempuan. menghabiskan usia yang tinggal beberapa detik in lebih baik kita….
JUMENA
Sudahlah! jangan kau obral kata-kata palsu itu!
JUKI
Sekali pun begitu, saya tetap berterima kasih pada akang. Saya harap, kalau suatu ketika kita jumpa, saya sudah punya seorang anak dan istri yang mau memelihara saya
BEGITU JUKI KELUAR LONCENG BERDETAK KERAS
JUMENA
Bangsat! kenapa justru ia tidak menyangkal? (Tiba-tiba sesak napas kemudian batuk-batuk dan muntah-muntah) Bangsat! Bangsat!
2
TAK ADA SUARA. MUNCUL SEORANG LELAKI KEMBARAN JUMENA, TETAPI SANGAT TUA DI BALIK LONCENG. SEBENTAR BERTATAPAN DENGAN JUMENA. MEREKA SEPERTI SEDANG MERUNDINGKAN SESUATU LEWAT PANDANG MATA. SETELAH ORANG ITU MENGANGGUK DAN JUMENA MENGGELENG, DIA KELUAR
3
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH DAN MENGGANTI TEMPOLONG DI KAKI KURSI GOYANG. SETELAH ITU IA MELANGKAH TETAPI BERHENTI DI PINTU
P. TUA
Tinggal kita berdua
JUMENA
Kata orang, dulu saya pernah digendong oleh seorang perempuan tua
P. TUA
Kapan?
JUMENA
Dulu, jaman normal, kata orang
P. TUA
Ketika agan kecil?
JUMENA
Perempuan tua itu menggendong saya, membawa saya kemana-mana, menjelajahi seluruh pojok kota
P. TUA
Kenapa?
JUMENA
Minta-minta, ngemis
(Perempuan Tua Itu Tersenyum)
Ini bukan lelucon, ini riwayat hidup saya. Kata orang. Tapi, kalau ternyata memang lelucon, maka jelas hidup juga suatu lelucon yang pahit. Saya betul-betul sendiri di dunia. Kadang-kadang timbul pikiran yang ganjil. Apakah saya tidak pernah dilahirkan? Apakah Tuhan melemparkan saya begitu saja ke pinggir kali atau tong sampah?.
Bahkan saya pun tidak tahu kenapa saya bernama Jumena. Saya selalu merasa geli kenapa dulu saya perlu menambah nama itu dengan Martawangsa. Apa maksud Tuhan dengan semua ini?
4
MUNCUL EMPAT ORANG MEMBAWA KERANDA. MUNCUL PEMBURU DI BALIK LONCENG
PEMBURU
Saya kira cukup agung, anakku….
(Jumena Cuma diam ketika keranda itu dibawa masuk ke dalam kamarnya
Semuanya saya yang bayar
(Yang membawa keranda tadi keluar)
Bunga-bunga jangan lupa
JUMENA (Berontak)
Saya tidak memerlukan semua itu. Kalau memang tidak pernah jelas dimana saya lahir, maka saya kira juga tidak perlu kuburan atau nisan buat saya! Lemparkan saja saya kembali ke pinggir kali. Dengan nisan rasanya saya malah seperti disindir
PEMBURU
Semuanya beres nanti, tanpa kau ikut campur
KLEUAR
5
SUNYI
JUMENA
Nyai punya anak?
P. TUA
Punya gan. tapi sudah lebih dari sepuluh tahun barangkali ia menghilang
JUMENA
Famili lain?
P. TUA
Tidak ada kecuali famili dari mendiang suami saya
JUMENA
Lumayan. Saya tidak punya siapa-siapa. Ke belakang hitam, ke muka hitam
(Sunyi)
Nyai bahagia?
P. TUA
Senang
JUMENA
Kenapa?
P. TUA
Tak ada yang pantas nyai susahkan. Dari itu nyai heran kenapa agan selalu nampak susah . padahal nyai percaya setiap orang bisa merasa bahagia hanya karena melihat orang lain bahagia. juga kita bisa bahagia karena kita melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain
JUMENA
Bagaimana anak nyai?
P. TUA
Nyai percaya pada suatu hari nanti kami akan bertemu lagi
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin
P. TUA
Nyai pilih mungkin. Juga nyai percaya kalau tidak sempat di dunia, gusti pangeran akan mempertemukan kami di akherat kelak. Nyai yakin demikian halnya juga agan….
JUMENA
Saya beriman. saya beriman…
P. TUA
Nyai selalu membayangkan betapa bahagia seseorang yang beriman kepada Tuhan
JUMENA
Saya percaya saya beriman
P. TUA
Mungkin tidak penuh
JUMENA
Saya beriman tapi sedikit sangsi
P. TUA
Agan harus yakin dengan hari nanti. Kalau agan yakin niscaya agan akan tenang. Agan akan bisa lebih banyak membagi-bagikan sumbangan, lebih banyak berbuat amal, dengan harapan….
JUMENA
Saya takut kena tipu. saya takut kalau ternyata semuanya hanya isapan jempol belaka dan tak lebih hanya impian semata, hanya omong kosong, sementara saya sudah membagi-bagikan harta saya
P. TUA
Kurang rendah hati
SUNYI
JUMENA (Mulai takut dan curiga aneh)
Kira-kira kemana Juki pergi?
P. TUA
Siapa bisa menduga? Ke Jakarta mungkin, ke Bandung mungkin, kemana saja mungkin. dan bukan tidak mungkin ia tidak pergi kemana-mana
P. TUA KELUAR
JUMENA
Pasti ada apa-apa. Rencana Juki makin masak saya kira. Keman Juki? (Berseru) Nyai!
(Perempuan tua muncul )
Sebaiknya seluruh pintu dan jendela dikunci
P. TUA
Masih siang, gan
JUMENA
Turut apa saya bilang. Dan jangan buka sebelum saya perintahkan!
P. TUA DENGAN TERHERAN-HERAN KELUAR. LALU TERDENGAR BUNYI PINTU-PINTU DITUTUP. ADA GEMA DI TELINGA JUMENA
6
JUMENA MENGAMBIL PISTOL. BERJAGA-JAGA. TIDAK BERAPA LAMA TERDENGAR PINTU DIKETUK. MUNCUL PEREMPUAN TUA. LAGI TERDENGAR KETUKAN
P. TUA
Dibuka, gan?
JUMENA
Intai dulu dan laporkan
PEREMPUAN TUA KELUAR. LALU PINTU DIKETUK. PEREMPUAN TUA MUNCUL
P. TUA
pak Warya, gan
JUMENA
Apa keperluannya?
P. TUA
Belum nyai Tanya, gan
JUMENA
Tanya!
(Ketukan di pintu. Perempuan Tua keluar lagi, sebentar lalu muncul lagi)
Apa?
P. TUA
Mau menyampaikan pesan kawan-kawan, ganb. kawan-kawannya mau kerja lagi
(Sebentar Jumena berpikir)
Mereka kembali mau kerja, katanya gan
JUMENA
Bawa apa dia? golok?
P. TUA
Kurang jelas, gan
JUMENA
Lihat dulu
(Perempuan tua keluar. ketukan pintu)
Pistol ini harus disimpan dimana? Ya di sini
(Perempuan tua muncul)
Sabit? Golok? Saya kira belati
P. TUA
Tidak bawa apa-apa gan
JUMENA
Pakai sarung apa celana komprang?
P. TUA
Celana panjang bisaa
JUMENA (Setelah agak lama)
Suruh dia masuk
(Perempuan tua keluar)
Nyai!
(Perempuan tua muncul)
Jangan lupa pintu dikunci lagi
PEREMPUAN TUA KELUAR
7
JUMENA DI SUDUT. BERJAGA-JAGA
JUMENA
Mustahil tak ada hubungannya dengan Juki
(Muncul Warya Diikuti Perempuan Tua)
Nyai tidak usah ke belakang. Duduk sja di pintu. Jaga!
SUNYI
WARYA
Bapak kelihatan tambah segar
JUMENA
Lumayan
WARYA
Syukurlah
JUMENA
Tumben anda kesini
WARYA
Maklum repot, Baru sekarang saya bisa ke sini. Tapi bapak memang kelihatan mulai bercahaya
JUMENA
Tidak lama lagi saya akan sembuh sama sekali
WARYA
InsyaAllah pak, kami semua mendoakan supaya bapak lekas sembuh
JUMENA
Tidak mendoakan supaya saya lekas mati? Kalau saya sudah sembuh, lalu kenapa?
WARYA
Kawan-kawan semua sudah sepakat akan mulai kerja lagi
JUMENA
Kapan?
WARYA
Terserah bapak tentunya
JUMENA
Kalau begitu saya timbang-timbang dulu. (Diam) Jadi kalian sudah memilih?
WARYA
Sudah, pak. kami memilih yang kedua
JUMENA
O, gaji yang diturunkan kemudian diperincikan dengan tambahan tunjangan social dan lain-lain?
WARYA
Sependengaraan saya begitu pak. Nanti Emod sendiri dan kawan-kawan lain akan langsung menyampaikan keputusan itu kepada bapak.
JUMENA
Kalian memang betul-betul kambing. di beri gaji cukup besar, kalian tidak mampu mengendalikan diri. Buta administrasi alias tolol! Tapi yang paling tragis, kalian tidak tahu lapar karena selalu lapar
WARYA
jadi bagaimana, pak?
JUMENA
apa yang bagaimana?
WARYA
Kapan kawan-kawan boleh mulai kerja lagi? Kapan pabrik akan buka?
JUMENA
Kau bilang nanti Emod dan kawan-kawan akan langsung ngomong sendiri dengan saya?
WARYA (Tersenyum)
Tapi saya kira boleh saja saya tahu sebelumnya
JUMENA
Terlambat
WARYA
Maksud juragan?
JUMENA
Kalau seminggu yang lalu kau kemari, dan menyampaikan keinginan kawan-kawanmu itu, barangkali saya akan senang sekali. sekarang rasanya tidak begitu. Sekarang saya berada dalam pikiran bahwa keputusan apapun sama dan sia-sia untuk saya.
WARYA (Tidak paham. Lalu setelah agak lama)
Lalu bagaimana, pak?
JUMENA
Saya sendiri belum tahu, nanti saya pikirkan. Akan saya timbang apakah ada gunanya saya membantu kalian. yang pasti untuk saya semuanya sama saja. tak ada gunanya. Tinggal satu soal: Saya berpihak pada kalian atau kepada diri sendiri?
WARYA (Ragu-ragu)
Saya juga belum, eh, maksud saya, apa, eh maksud saya, apa belum ada sesuatu. eh belum ada sesuatu yang bapak perlukan yang saya bisa kerjakan?
JUMENA
Belum, Cuma satu yang saya inginkan dan perlukan: beridam diri atau berbaring-baring setengah tidur. Tidur. tidur.
TAK HENTI-HENTI JUMENA MENGUCAPKAN KATA”TIDUR” SEHINGGA MEMBUAT WARYA MERASA GANJIL
WARYA
Saya permisi, pak….
JUMENA MEMATUNG BEKU, DIBEKUKANNYA PIKIRAN SENDIRI KETIKA WARYA PERGI. SEMENTARA ITU PEMBURU BERSAMA YANG LAIN-LAIN MEMBAYANG DENGAN SENAPAN MASING-MASING DI TANGAN
8
SETELAH MENDNEGAR PERTENGAKARAN MULUT ANTARA PEREMPUAN TUA DENGAN SESEORANG LALU MUNCUL LELAKI KURUSKUSAM GONDRONG DALAM KEADAAN GERAM DIIKUTI PEREMPUAN TUA YANG MASIH TERUS MENCOBA MENGUSIRNYA
LELAKI (Tajam menatap Jumena)
Rupanya kau
(Jumena berdiri lalu mundur ketakutan)
Rupanya kau harta karun itu
JUMENA (Setelah agak lama)
Siapa kau?
LELAKI
Siapa kau?
JUMENA
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau
LELAKI
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau. A, rupanya kau
JUMENA
Nyai!
P. TUA (Ketakutan)
Iya, gan
JUMENA
Kenapa nyai biarkan lelaki ini masuk?
LELAKI
Saya yang memaksa masuk setelah saya sembur dia. Heh, Nyai, sebaiknya nyai masuk ke dalam. Ayo, masuk!
KETAKUTAN PEREMPUAN TUA MASUK KE DAPUR
JUMENA
Nyai!
KETAKUTAN, PEREMPUAN TUA KELUAR
LELAKI
Nyai!
KETAKUTAN PEREMPUAN TUA MASUK LAGI KE DAPUR
JUMENA
Nyai!
(Perempuan tua mengintip saja)
Siapa dia?
LELAKI
Kuslan nama saya. Pelukis, Nyai!
KETAKUTAN, PEREMPUAN TUA MASUK. TETAPI SEGERA LELAKI ITU MEMANGGILNYA KEMBALI. DAN PEREMPUAN TUA MUNCUL LAGI DI PINTU DAPUR
P. TUA
Saya masuk atau keluar?
JUMENA & LELAKI
Keluar!
PEREMPUAN TUA LEMAS PADA KAKINYA
LELAKI
Nyai, saya minta dengan hormat tapi sanagt, suruh Euis segera keluar
JUMENA TERNGANGA
P. TUA
Sudah nyai bilang Euis tak ada di sini, den
LELAKI
Jangan bohong! Saya yakin Euis lari kesini. Katanya ia mau kembali kesini
P. TUA
Betul, den. Euis tak ada di sini
JUMENA
Diam, nyai! Kau sebenarnya mau apa masuk ke rumah orang dengan cara seperti garong?
LELAKI
Saya mencari Euis!
JUMENA
Mencari istri saya maksud Anda
LELAKI
Bekas istri Anda
JUMENA
Buat apa?
LELAKI
Ini urusan kami berdua
JUMENA
Anda ini sebenarnya siapa?
LELAKI
Saya Kuslan. Pelukis! Calon suami bekas istri Anda!
JUMENA
Kalau benar begitu, apa perlunya saudara kemari?
LELAKI
Euis minggat sejak kemarin . dan saya yakin Euis lari kesini
JUMENA
Kenapa saudara yakin betul Euis lari kesini
LELAKI
Saya tahu betul Euis sangat mencintai Anda
JUMENA TERNGANGA SEMENTARA PEREMPUAN TUA MENANGIS SAMBIL MASUK KE DALAM
JUMENA
Euis tidak ada di sini. Tidak ada lagi
LELAKI
Saya tidak percaya
JUMENA
Periksalah sendiri
(Setelah mengawasi dan memeriksa dengan seksama, lalu lelaki kurus itu masuk ke dalam)
Nyai!
(Sambil menghapus air matanya perempuan tua muncul. Jumena tidak segera bisa berkata karena sekteika emosinya meluap hampir menyumbat napasnya)
Katakan selengkapnya siapa lelaki itu!
(Perempuan tua hanya menunduk)
Lekas katakan!
P. TUA
Maafkan, gan. Maafkan. Lelaki itu tetangga nyai, tetangga Euis
JUMENA (Seperti mengeja dan datar)
Tetangga Euis?
P. TUA
Orang-orang menganggap pelukis itu sinting. Orang tuanya dulu kaya, tapi belakang ini kelihatannya agak menderita. Seluruh harta orang tuanya habis untuk membiayai pelukis itu. Dia memang buah hati orang tuanya. Begitu saying sampai orang tuanya selalu percaya pada kebohongan-kebohongannya. Misalnyam bahwa lukisan-lukisannya sudah terkenal di Bandung, Jakarta dan luar negeri. Padahal semua orang tahu, semua itu bohong dan hanya impiannya saja
LELAKI KURUS MUNCUL DALAM KEADAAN MURAM SEKALI. IA DUDUK, MENANGIS
JUMENA
Teruskan
P. TUA (Setengah berbisik)
Sejak lama sekali lelaki itu mencintai Euis tapi Euis tidak pernah suka padanya. Sudah sering orang tuanya menjodoh-jodohkannya dengan perempuan lain, tapi ia tetap hanya minta Euis
LELAKI (Menegrang memelas)
Euis
JUMENA
Lalu kenapa dia tiba-tiba kemari?
P. TUA
Nyai tidak tahu
LELAKI
Bodoh! (Sambil menangis) Saya yakin Euis di sini!
JUMENA
Kau boleh yakin, tapi tetap dia tidak di sini
LELAKI
Ada! Semuanya sudah beres, undangan sudah beres, Euis sendiri bilang akan mendampingi saya melukis setiap malam. Dia juga mengatakan anak saya akan lahir kira-kira tiga bulan lagi
(Perempuan tua menangis lari ke dapur lagi. jumena kembali ternganga dan semakin tua seketika. setelah agak lama kemudian lelaki kurus menghapus airmatanya dan bersikap agak tenang, tetapi tetap ganjil gayanya)
Rupanya Euis hanya mencintai kau! Dia jahat!
(Jumena semakin bertambah tua lagi)
Dia juga bodoh, padahal dia sendiri tahu kau sama sekali tidak mencintainya dan dia tahu juga saya sangat mencintainya
JUMENA
Boleh saya Tanya?
LELAKI
Dia kejam
JUMENA TIDAK SEGERA MENGAJUKAN PERTANYAAN
JUMENA
Kau, eh anda bilang tentang anak, tadi?
LELAKI
Anak itu anak saya!
(Senyum merekah di bibir kering. Lelaki itu menghapal)
Ketika itu dia seperti pengantin dan saya sangat bahagia sekali. Malam itu malam pengantin yang paling indah. Seperti dalam film-film kartun. Paginya dengan kesetanan saya menyelesaikan lukisan besar yang saya beri judul “Kereta Api Dalam Kabut”
JUMENA
Kenapa tidak kau cari di rumah orang tuanya!?
LELAKI
Dia justru minggar dari rumah orang tuanya
(Jumena kembali ternganga lagi dan selanjutnya tertunduk seolah lehernya tertekuk. Dia tidak menyadari ketika lelaki kurus itu mendekati dan mengamatinya. Sementara sayup kedengaran suara Kamil membacakan kuliahnya tentang teori Darwin , dan pemburu kemudian seperti berbaris menuju suatu upacara duka)
Kau juga kejam. Lelaki tua yang kejam!
(Kemudian pentas hanya menyanyikan kelengangan bagi Jumena. Dan lonceng raksasa itu berdentang tak habis-habisnya sampai adegan ini selesai)
JUMENA
Seharusnya dulu saya punya binatang peliharaan . kalau saja saya tahu sejak dulu bahwa yang diperlukan hidup hanyalah seekor anjing piaraan, atau piaraaan yang lain, kalau saja saya tahu dulu, barangkali saya tidak sakit seperti ini
(Jumena semakin redup sementara cahaya kuat dari jendela menyorot tajam tepat di mana Jumena duduk)
Kata orang saya bahagia, tapi saya tidak tahu. Saya kira tidak seorang pun yang tahu persis bahwa dirinya bahagia. Dan saya kira juga mereka umumnya tidak mau tahu. Tapi, saya ingin tahu. Ini celakanya!
JUMENA MENCOBA MENULIS SURAT. BARU SATU BARIS, KERTASNYA DIA SOBEK. DIA REMAS-REMAS. BEGITU DIA LAKUKAN BERULANG KALI. SEHINGGA NANTI PENTAS AKAN PENUH DENGAN REMASAN-REMASAN KERTAS
9
SETELAH MULAI LELAH BENAR JUMENA BERHENTI MENULIS. DAN KETIKA MUNCUL LEWAT EUIS, JUKI, SABARUDDIN SEGERA JUMENA MENULIS LAGI DAN SETERUSNYA. LEWAT JUGA EMOD, WARYA DAN BEBERAPA ORANG LAIN. KETIKA MARKABA DAN LODOD SEDANG LEWAT.
JUMENA
Siapa mereka?
PEMBURU
Jangan hiraukan. Lebih baik kau istirahat banyak-banyak. Tinggal satu hal yang dapat kau nikmati. Tidur. Itu pun kalau bisa
JUMENA
Nyai!
10
MUNCUL PEREMPUAN TUA GIRANG SEKALI
P. TUA
Agan, nyai ada pikiran baik. Bagaimana kalau agan nyai anggap saja sebagai anak nyai supaya agan bisa tenang
JUMENA
Jangan. Uang saya banyak. Lebih baik segera nyai bawa ke sini satu botol minyak tanah
P. TUA
Buat apa, gan?
JUMENA
Belum jadi ibu saya, kamu sudah banyak Tanya. Bawa saja kesini. Satu kaleng kalau bisa
KETAKUTAN PEREMPUAN SEGERA PERGI
11
JUMENA MENGITARI RUANGAN SEPERTI SEEKOR HARIMAU YANG LAPAR DALAM KERANGKENG
JUMENA
Tuhan, mudah-mudahan kau semakin puas dengan ciptaanMu yang satu ini
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA BOTOL YANG SEGERA DIREBUT OLEH JUMENA
P. TUA
Anakku….
(Jumena menyiram-nyiramkan minyak itu ke seluruh penjuru dan terutama pada remasan-remasan kertas di lantai)
Anakku, jangan. Anakku. Kau jangan putus asa seperti itu
(Sekuat tenaga perempuan tua mencoba menghalangi tetapi badan jumena lebih kuat sehingga ia malah terjatuh di lantai. segera jumena menyalakan korek api dan mulai membakar kertas-kertas di lantai)
Kebakaran! Kebakaran!
SETELAH SEBENTAR DENGAN KEPANIKAN MONDAR-MANDIR DI SANA, LALU PEREMPUAN TUA KELUAR SEMENTARA
JUMENA
Ini yang mereka kehendaki!
LALU JUMENA DUDUK DENGAN TENANG SEMENTARA API SEMAKIN BESAR DAN KEDENGARAN SUARA PEREMPUAN TUA YANG MENJERIT-JERIT HISTERIS DAN KEMUDIAN KENTONGAN DI BUNYIKAN DAN PASUKAN PEMBURU SEMAKIN BERDERAP DENGAN BUNYI SEPATUNYA YANG MENEYRAMKAN.
LAYAR