Kaidah
Sintaksis dalam
Kepala
Seorang Juru Tulis
di
malam yang putih, langit pun bersalin
di
atap rumah seorang juru tulis: melahirkan
jutaan
cahaya yang memenuhi mata anaknya.
juru
tulis salah mengira pertanyaan anak ihwal
ma
ahsanu yang seharusnya dibaca ma ahsana.
isi
kepala juru tulis:
ma
ahsanu: isim tafdhil,
apakah
yang paling indah.
isi
kepala anak bermata cahaya:
ma
ahsana: sighat ta’ajub, alangkah!
kalimat
serupa dalam posisi lidah dan tutur,
namun
tiada sepakat kaidah menaruh harakat.
dhammah
dan fathah
di
hari-hari yang penuh gamang
si
juru tulis belajar menimbang
bagaimana
tahun-tahun sunyi
kelak
membaca kitab suci
atas
titah khalifah,
ia
merangkum kaidah:
setiap
mubtada selalu ada khabar
setiap
fi’il harus disertai subjek fail
setiap
kata benda; punya tiga hukum
setiap
kata kerja; punya empat hukum
setiap
huruf mengatur keliaran isim-fiil
atas
kisah khalifah,
ia
menyusun noktah:
titik
satu di bawah perahu: ba—titik dua
di atas perahu: ta
titik
dua di bawah perahu: ya—titik tiga
di atas perahu: tsa
titik
satu di perut angsa: ja
titik
satu di kepala angsa: kho
angsa
tanpa titik di tubuhnya: ha
lalu
di tahun penuh konflik perihal baiat politik,
kota
dipenuhi kecemasan, darah perang saudara
di
atas pusara ayahnya, serbak harum kamboja
si
anak kini mulai belajar mencintai bahasa.
2023