Kesedihan yang Terus Berdenyit - Listio Wulan Nurmutaqin

@kontributor 3/03/2024
Listio Wulan Nurmutaqin
KESEDIHAN YANG TERUS BERDENYIT




Kau selalu mencelupkan cemas ke genang harapan. Kesedihan membuka pintu, masuk ke masa lalu. Di antara ruang terbuka dan jendela masa depan yang tidak begitu tertutup, ada bahagia ingin pulang ke rumah. Kemuraman berpendar ke sudut ruang, merembes perlahan dari atap bocor ke kamar seukuran petak kubur. Hujan memukul-mukul melahirkan suara lebih berisik dari token listrik yang berdenyit. Dingin menyelinap dari sela jendela. Hidup kini bergantung pada Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Prakerja, dan kartu-kartu lain. Kau ingin menukar dengan kartu ajaib yang mengubah nasib lebih baik, meninggalkan menu makan mi instan, tagihan Shopee paylater yang jatuh tempo, serta dompet yang berisi lembar-lembar foto Frans Kaisiepo di akhir bulan. Kau ingin berhenti kerja kantoran, membuat bisnis, membeli rumah tanpa kredit, liburan ke luar negeri, pasang feed di instastory, sambil pamer jam Rolex dari Swiss. Kau bertanya apakah kebahagiaan seperti mendapat ribuan like comment di postingan.

Kau menelan kecemasan, menggelontorkan pertanyaan pahit, memikirkan hantu-hantu tagihan, di pagi hari yang kehilangan kokok ayam jantan.

Bekasi, 25 Januari 2024

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »