Sajak-Sajak Pilihan Amir Hamzah

@kontributor 10/02/2021
SAJAK-SAJAK PILIHAN AMIR HAMZAH




DOA

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,
setelah menghalaukan panas terik.

Angin malam mengembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menayang pikir, membawa angan kebawah kursimu.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap-malam menyirak kelopak.

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan
cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!


NAIK-NAIK

Membubung badanku, melambung, mengawan
naik, naik, tipis-rampis, kudus halus
melayang-terbang, mengembang-kembang
menyerupa-rupa merona-warni langit-lazuardi.

Bertiup badai merentak topan
larikan daku hembuskan badan
tepukkan daku ke puncak tinggi
ranggitkan daku kelengkung pelangi...

Tenang-tenang anginku sayang
tinggalkan badan di lengkung benang
reda-reda badaiku dalam
ulikkan sepoi sunyikan dendam.

Biarkan daku tinggal di sini
sentosa diriku di sunyi sepi
tiada berharap tiada meminta
jauh dunia di sisi dewa.



PADAMU JUA

Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali aku padamu
seperti dahulu.

Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.

Satu kekasihku
aku manusia
rindu rasa
rindu rupa.

Di mana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati.

Engkau cemburu
engkau ganas
mangsa aku dalam cakarmu
bertukar tangkap dengan lepas.

Nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
engkau pelik menarik ingin
serupa dara di balik tirai.

Kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu - bukan giliranku
mati hari - bukan kawanku ...


HANYUT AKU

Hanyut aku, kekasihku!
Hanyut aku!
Ulurkan tanganmu, tolong aku.
Sunyinya sekelilingku!
Tiada suara kasihan, tiada angin mendingin hati,
tiada air menolak Kelak.
Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku
sebabkan diammu.
Langit menyerkap, air berlepas tangan, aku tenggelam.
      
Tenggelam dalam malam,
air di atas menindih keras
bumi di bawah menolak ke atas
mati aku, kekasihku, mati aku!

-Sumber: Padamu Jua, Amir Hamzah, Jakarta, Grasindo, 2020

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »