Kim Al Ghozali AM
Lagu dari Jakarta, 2
Di liang manakah kita ‘kan tidur.
Matahari tak memberi tempat,
batu-batu saudara tua manusia
telah khianat pada bentuknya.
Di liang manakah mimpi kita
akan menjelma nada pesta.
Roh-roh yang terinjak ratusan
tower lima puluh lantai terdesak,
mencari rongga paling sembunyi
jauh dari nyala api dan sirine polisi.
Kita berdiri di antara duri dan runcing besi
kita lelap sesaat dalam konvoi lapar
gedung-gedung, dalam gemuruh
mata mayat yang meledak tiap saat.
“Tapi kita memiliki langit lengang.”
Oho, seribu malaikat mengusirnya!
Itu milik mereka,
tuan tanah, tuan langit bersatu
menghalau kita dengan tembang
politik ruang yang muncul dari lembah hitam.