Emiritus - Sapto Wardoyo

@kontributor 8/28/2022
Sapto Wardoyo
EMIRITUS
: pdt. NH




engkau memasuki sebuah pintu, di mana
cahaya tak begitu
memencar, sebagaimana di atas mimbar
dan ruang demi ruang hanyalah kesunyian
kecuali
sebuah ruang di dadamu yang masih
menyimpan gemuruh. di sofa itu

kau akan duduk sendiri, menghitung sepi
menghitung jejak perjalanan atau cinta 
Tuhan, yang kemarin
masih dengan lantang kau kabarkan 
dari atas mimbar. eben heazer, bisikmu
sampai di sini Tuhan menolong kita. kau
akan selalu merindukan

mimbar itu. serupa ayat-ayat yang selalu
berdesakan
meronta ingin segera dikabarkan
sebab
matamu masih menyimpan cahaya, dan
suaramu
juga masih cukup lantang untuk mewakili
suara Tuhan

tapi tak ada yang lebih bergegas
selain waktu. setelah hampir katam
menghitung usiamu
ia menjelma serupa kertas, serupa kata 
kata atau titimangsa
sebagai penanda bahwa akhir telah tiba
sebelum umat melepasmu dengan 
air mata. barangkali kau tak hanya

merawat sunyi atau buku-buku, tapi
juga doa-doa, agar tetap menyala
hingga cahaya itu tak memudar, apalagi
padam
sampai tiba saatnya kau diam dan 
terpejam, dibaringkan oleh kefanaan.

Bekasi, 2/08/202

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »