M Zamiel El Muttaqien (1979 - 2019)

@kontributor 6/01/2019

M Zamiel El Muttaqien, atau akrab disapa Ra Miming adalah putra K.H. Abdul Basith Abdullah Sajjad, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Dia lahir di Guluk-Guluk, Sumenep, 9 Nov 1979 M (19 Zulhijah 1399 H.). Kemudian, sekitar pukul 16.52 WIB, Selasa, 12 Februari 2019, dia wafat di RS Paru-Paru Pamekasan, Madura.

Semasa hidup, dia mengaku belajar tentang banyak hal di lingkungan Pondok Pesantren Annuqayah, sebuah lembaga pendidikan dan sosial keagamaan yang didirikan di desanya pada 1887 M oleh seorang ulama pendatang dari Kudus, Jawa Tengah, K.H. Muhammad Syarqawi. Dengan tertatih-tatih, pendidikan formalnya diselesaikan sampai tingkat SLTA di pesantren tersebut, lalu beberapa semester sempat duduk termangu di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Malang (kini: Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang), sebelum akhirnya memilih keluar dan belajar secjara liar, kepada siapa saja dan di mana saja. “Semua orang adalah guru dan semua tempat adalah tempat belajar,” demikian kaidah yang dipegangnya.

Ra Miming menulis sejak usia kanak—meskipun jarang sekali tulisannya yang benar-benar selesai sebagai sebuah tulisan, entah itu sajak, cerita, esei maupun naskah drama. Beberapa di antara yang sedikit itu muncul juga di Kompas dan Majalah Sastra Horison, pun pelbagai media komunitas yang terbit terbatas, tetapi lebih banyak yang sampai kini masih betah disunting di mejanya yang terletak di mana-mana.

Ra Miming merupakan pendiri Bengkel ImajiNasi di Malang, dan Bengkel Puisi Annuqayah di Sumenep. Semacam komunitas kecil yang khusus dan fokus belajar menulis puisi. Dia sendiri adalah penyair yang tak pernah ingin disebut atau dikenal sebagai penyair. September, tahun 2007, Majalah Sastra Horison sempat memasukkan namanya ke dalam Horison Edisi Penyair Madura. Dalam menulis puisi, dia dikenal tidak produktif karena saking hati-hatinya. Dia malah lebih banyak membaca daripada menulis. Selain itu, dia juga dikenal sebagai aktivis dan pejuang ekonomi Islam berbasis pesantren di Jawa Timur.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »