Gerbang Takdir
wajah pucat membungkus rahasia kata-kata
di mana gairah tak lagi didesahkan
hingga jelang pergantian musim
buku cerita hidup telah khatam
tak lagi beralmanak
katamu,
"hanya orang kudus dan bersih hidupnya
boleh ke sana
pendosa tak boleh mendekatinya"
kusaksikan pohon perempuan tumbuh
di halaman rumah puisimu
menjadi hasrat
yang basah
kau dapat memetik dan menikmati
buah kedamaian, lebat dan abadi
di pekarangan eden
doa-doa dilantunkan
di antara air mata
karam di lipatan
waktu
pagi menjadi pelaminan duka
selamat jalan, Jokpin
kuantar kau
ke gerbang takdir
JKT 27 4 24